AC MILAN DAN AS ROMA: 2 CALON PERAIH SCUDETTO TANPA UJUNG TOMBAK YANG TAJAM
AC Milan dan AS Roma: 2 Calon Peraih Scudetto Tanpa Ujung Tombak yang Tajam
Berita Bola - Ada sebuah hukum tak tertulis dalam sepak bola: mustahil meraih gelar besar tanpa kiper hebat dan penyerang tajam. Namun, musim ini, AC Milan dan AS Roma tampaknya sedang berusaha membuktikan sebaliknya. Dua tim besar itu sama-sama duduk di papan atas Serie A meski lini depan mereka belum menemukan ketajaman.
Seperti ditulis La Gazzetta dello Sport, bahkan Pep Guardiola yang dulu mengaku “penyerang tengahnya adalah ruang” tetap membutuhkan ujung tombak sejati ketika mendapat kesempatan merekrut Erling Haaland. Penyerang tengah memang penentu—mereka mencetak gol, mengarahkan permainan, dan memberi ritme pada tim. Jika mereka bagus, tentu saja.
Di Italia musim ini, tak ada striker yang benar-benar menonjol. Hingga pekan ke-11, tak satu pun penyerang mencetak lebih dari empat gol. Statistik mungkin akan berubah seiring waktu, tetapi untuk saat ini, Milan dan Roma berhasil bertahan tanpa kontribusi berarti dari para penyerang murninya.
Milan dan Roma Mengakali Kekosongan di Depan
Roma bertengger di posisi dua tanpa banyak kontribusi dari Dovbyk (2 gol) dan Ferguson (0 gol) yang keduanya kini cedera. Di sisi lain, Milan duduk di peringkat ketiga dengan Santiago Gimenez masih tanpa gol di Serie A. Dalam kondisi seperti ini, peran pelatih menjadi krusial.
Gian Piero Gasperini dan Massimiliano Allegri—dua pelatih dengan filosofi berbeda—berhasil “menyembunyikan celah” di lini depan. Gasperini membangun Roma dengan fondasi pertahanan yang solid dan efisien memanfaatkan peluang kecil. Belakangan, ia mendorong timnya untuk menyerang lebih banyak dengan transisi cepat. Gol Celik ke gawang Udinese, hasil kerja sama dengan Mancini di kotak penalti, menjadi contoh konkret.
Sementara itu, Allegri memilih jalan lain di Milan. Ia menekankan pergerakan konstan antarpemain depan dan pergerakan vertikal yang cepat saat ruang terbuka. Dengan cara itu, kemampuan Luka Modric dalam menahan bola dan mengatur tempo bisa dimaksimalkan. Di sisi sayap, Christian Pulisic dan Rafael Leao diminta lebih aktif memotong ke dalam area tembak.
Milan dan Roma: Gol dari Mana Saja
Ketiadaan striker tajam membuat kedua tim harus membagi beban gol. Roma musim ini memiliki tujuh pemain berbeda yang sudah mencetak gol, sedangkan Milan punya sembilan. Hal itu menunjukkan kedalaman skuad dan kekompakan tim meski idealnya sang ujung tombak tetap diharapkan memimpin daftar pencetak gol.
Kenyataannya, jarang sekali tim juara Serie A mengandalkan pencetak gol sekunder sebagai tulang punggung. Situasi ini pun bisa memengaruhi langkah Milan dan Roma di bursa transfer musim dingin mendatang. Posisi di klasemen bisa saja menggoda manajemen untuk berinvestasi pada penyerang baru.
Namun, untuk saat ini, masalah tersebut justru memperkuat semangat kolektif di ruang ganti. Mungkin inilah yang dinamakan “kesempatan muncul dalam kesulitan.” Roma dan Milan membuktikan bahwa kekurangan bisa menjadi bahan bakar bagi ambisi. Jika mereka terus melaju, mungkin musim ini akan menulis ulang aturan lama sepak bola Italia.JudiOnline
| Minimal Deposit | ? IDR 50.000 & (PULSA 60.000 POTONGAN 15%) |
| Minimal Penarikan | ? IDR 50.000 |
| Metode Deposit | ?BCA, BNI, BRI, Mandiri ?Dana, Gopay, OVO, LinkAja |

+855965042291
Jaguar Sakongsa
@Jaguar303 (telegram)







.gif)